ATAU
Kita ketahui dalam dunia industri ada dua pilihan
teknologi dalam kegiatan produksi yaitu Padat Modal (Capital Intensive) dan
Padat Karya (Labour Intensive). Teknologi Padat Modal sangat amat mengandalkan
kemampuan barang modal yakni mesin-mesin untuk produksi. Sedangkan dalam
Teknologi Padat Karya proporsi manusia lebih banyak dibutuhkan dalam proses
produksi amat besar sehingga terkadang
biaya atau beban menjadi tinggi.
Industri yang memilih Padat Modal biasanya memiliki
keinginan untuk mencapai tingkat produksi yang optimum dengan biaya per-unit
yang rendah. Dengan demikian harga jual produk nya akan menjadi murah dipasaran
sehingga akan lebih disukai atau dipilih oleh konsumen. Selain itu produksi
yang mengandalkan mesin-mesin akan menghilangkan waktu atau jam kerja, ini
dikarenakan produksi dengan mesin bisa dilakukan sesuka hati para petinggi
industri tersebut. Kendala yang dihadapi jika memilih Padat Modal adalah investasi
dan modal awal sangat amat tinggi, tetapi saat ini bisa diatasi dengan pinjaman
yang terkadang lebih mudah.
Industri yang memilih Padat Karya berarti proses produksi
dapat dilakukan atau berjalan dengan tenaga kerja manusia sehingga terkadang
untuk memproduksi dalam jumlah besar dan cepat industri menjadi kewalahan.
Penggunaan tenga kerja manusia dapat menimbulkan biaya yang tinggi (high cost), laba yang didapatkan
terkadang tidak memenuhi target perusahaan.
Sekarang
kita membahas di Indonesia lebih baik Padat Modal atau Padat Karya ?
Penulis lebih memilih Indonesia
saat ini industrinya menggunakan Padat Karya ini dikarenakan Indonesia masih tergolong
Negara Sedang Berkembang (NSB). Padat Modal jauh lebih baik diterapkan dinegara
maju karena disana biaya buruh sudah sangat tinggi serta tenaga kerja manusia
sangat diperhatikan. Kita lihat di Indonesia yang masih jauh dari kriteria
tersebut dimana upah buruh masih sangat minim dan yang paling utama dengan
adanya industri Padat Karya dapat membuka lapangan usaha sehingga dengan
menjadi buruh, buruh tersebut dapat bertahan hidup serta menyekolahkan anaknya
sehingga generasi selanjutnya akan bertaraf hidup yang lebih baik. Jika, tarah
hidup di Indonesia menjadi lebih baik barulah industri di Indonesia bisa
berubah menjadi Padat Modal. Penulis ingin Indonesia menahan keperihan,
kepedihan dan kesakitan diawal pembangunan dan akan merasakan kebahagian
nantinya. Jadi Indonesia tidak perlu terburu-buru untuk merubah industri dalam
negeri dari Padat Karya ke Padat Modal.
~ Semoga Bermanfaat ^_^ ~