Senin, 22 Mei 2017

Pengabdian ke Desa UB Forest 19-21 Mei 2017

           Selamat datang di PenPenBlog, tulisan pada kali ini akan mrmbahas tentang kegiatan saya pada tanggal 19-21 Mei 2017. Kegiatan yang saya lakukan adalah Pengabdian ke Desa yakni Desa UB Forest. Kegiatan yang saya lakukan tidak sendiri yakni bersama teman-teman sekelas saya, yakni Kelas Perekonomian Indonesia. Pada hari pertama dilakukan pembagian tempat tinggal dimana saya ke bagian tempat tinggal bersama 2 orang teman saya yakni ayub dan idam. Tempat tinggal sementara saya bisa dibilang jauh dari kata mewah dimana dinding rumah hanya terbuat dari anyaman bambu yang di cat berwarna putih. Disetiap bawah dinding masih ada celah atau lubang yang timbul (dinding tidak sepenuhnya menyentuh tanah sehingga masih ada lubang). Saya sempat berfikir apakah aman untuk tidur, apakah tidak ada hewan melata seperti ular yang masuk saat saya tidur nanti. Ternyata bukan lah hewan melata yang menyerang saya saat malam hari, tetapi hawa dingin yang menyengat tubuh saya yang membuat saya terjaga dan tak bisa tidur. Pada pukul 1 dini hari saya mendengar sesuatu dari dapur dan membuat saya menghampiri sesuatu tersebut. Ternyata ada Bapak Brewok (pemilik rumah) sedang merebus air dan saat beliau melihat saya, saya langsung disuguhi tmpt duduk dri kayu semacam dingklik. Saya langsung duduk dan menghangat kan diri (dingin bnget bro)  dan berbincang-bincang dengan bapaknya. Ada hal yang mengejutkan bagi saya saat pak brewok mengatakan bahwa beliau pernah tinggal lama dikampung halaman saya pada saat masih muda, beliau juga bercerita tentang awal mula menetap di desa UB Forest. Pak brewok juga mengatakan bahwa getah pinus yakni pohon yang tumbuh di hutan UB Forest bisa menyalakan api lebih baik dari pada bensin. Saat saya ditunjukkan cara pembakarannya saya kaget ternyata bukannya hanya lebih baik dari bensin, getah pinus dapat menyala lebih lama hampir mirip saat membakar plastik. Setelah itu saya kembali keruang tidur dimana tempat tidurnya tanah yang beralaskan karpet hijau.





                            Diatas Foto Saya Saat Malam Pertama Tak bisa Tidur.



              Keesokan harinya (20 Mei 2017) kami ber tiga diajak pak Brewok ke kebun kopi dimana hak kepemilikan tanah dimiliki oleh perhutani. Kopi yang ditanam juga masih dibawah pohon pinus sehingga lahan kopinya tidak sepenuhnya ditumbuhi kopi. Setelah sampai di tempat tujuan kami ber tiga langssung membersihkan rumput liar yang lebat. Pekerjaan kami dimulai dari sekitar pukul 08.00 – 10.00 wib ini dikarenakan pak brewok akan ada acara wawancara dengan mahasiswa pertanian dari UB, jika tidak ada biasanya pak brewok bisa berlama-lama dikebunnya. Saat pukul 15.00 kami ber tiga turun kebawah yakni kehalam sebuah musholla karna akan diadakan lomba kecil-kecilan untuk anak-anak kecil sekitar. Anak dari inangku juga mengikuti perlombaan yang bernama siti dia memperoleh juara 1 lomba memasukkan paku. Sekitar pukul 20.00 wib kami melakukan diskusi hangat tentang polemik yang ada dimasyarakat termasuk polemik kami sendiri.







Pada pagi hari (21 Mei 2017) kami melakukan kerja bakti yakni membersihkan sampah plastik yang ada dipinggir jalan-jalan termasuk di dalam jalan air. Setelah selesai kerja bakti kami sarapan pagi yakni nasi gorong dari ibu surti, setelah itu kami pulang mandi untuk bersiap-siap membagikan sembako dan kembali ke UB. Sembako kami bagikan keseluruh rumah yang ada di UB Forest dan tidak lupa kami juga berpamitan untuk izin meninggalkan UB Forest. Itu lah cerita singkat selama saya berada di UB Forest.









           ~SHANKYOU~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar