Selamat
datang di PenPenBlog, tulisan pada kali ini akan mrmbahas tentang kegiatan saya
pada tanggal 19-21 Mei 2017. Kegiatan yang saya lakukan adalah Pengabdian ke
Desa yakni Desa UB Forest. Kegiatan yang saya lakukan tidak sendiri yakni
bersama teman-teman sekelas saya, yakni Kelas Perekonomian Indonesia. Pada hari
pertama dilakukan pembagian tempat tinggal dimana saya ke bagian tempat tinggal
bersama 2 orang teman saya yakni ayub dan idam. Tempat tinggal sementara saya
bisa dibilang jauh dari kata mewah dimana dinding rumah hanya terbuat dari
anyaman bambu yang di cat berwarna putih. Disetiap bawah dinding masih ada
celah atau lubang yang timbul (dinding tidak sepenuhnya menyentuh tanah
sehingga masih ada lubang). Saya sempat berfikir apakah aman untuk tidur,
apakah tidak ada hewan melata seperti ular yang masuk saat saya tidur nanti.
Ternyata bukan lah hewan melata yang menyerang saya saat malam hari, tetapi
hawa dingin yang menyengat tubuh saya yang membuat saya terjaga dan tak bisa
tidur. Pada pukul 1 dini hari saya mendengar sesuatu dari dapur dan membuat
saya menghampiri sesuatu tersebut. Ternyata ada Bapak Brewok (pemilik rumah)
sedang merebus air dan saat beliau melihat saya, saya langsung disuguhi tmpt
duduk dri kayu semacam dingklik. Saya langsung duduk dan menghangat kan diri
(dingin bnget bro) dan
berbincang-bincang dengan bapaknya. Ada hal yang mengejutkan bagi saya saat pak
brewok mengatakan bahwa beliau pernah tinggal lama dikampung halaman saya pada
saat masih muda, beliau juga bercerita tentang awal mula menetap di desa UB
Forest. Pak brewok juga mengatakan bahwa getah pinus yakni pohon yang tumbuh di
hutan UB Forest bisa menyalakan api lebih baik dari pada bensin. Saat saya
ditunjukkan cara pembakarannya saya kaget ternyata bukannya hanya lebih baik dari
bensin, getah pinus dapat menyala lebih lama hampir mirip saat membakar
plastik. Setelah itu saya kembali keruang tidur dimana tempat tidurnya
tanah yang beralaskan karpet hijau.
Diatas Foto Saya Saat Malam Pertama Tak bisa Tidur.
Keesokan harinya (20 Mei 2017)
kami ber tiga diajak pak Brewok ke kebun kopi dimana hak kepemilikan tanah
dimiliki oleh perhutani. Kopi yang ditanam juga masih dibawah pohon pinus
sehingga lahan kopinya tidak sepenuhnya ditumbuhi kopi. Setelah sampai di
tempat tujuan kami ber tiga langssung membersihkan rumput liar yang lebat.
Pekerjaan kami dimulai dari sekitar pukul 08.00 – 10.00 wib ini dikarenakan pak
brewok akan ada acara wawancara dengan mahasiswa pertanian dari UB, jika tidak
ada biasanya pak brewok bisa berlama-lama dikebunnya. Saat pukul 15.00 kami ber
tiga turun kebawah yakni kehalam sebuah musholla karna akan diadakan lomba
kecil-kecilan untuk anak-anak kecil sekitar. Anak dari inangku juga mengikuti
perlombaan yang bernama siti dia memperoleh juara 1 lomba memasukkan paku.
Sekitar pukul 20.00 wib kami melakukan diskusi hangat tentang polemik yang ada
dimasyarakat termasuk polemik kami sendiri.
Pada pagi hari (21 Mei 2017) kami melakukan kerja
bakti yakni membersihkan sampah plastik yang ada dipinggir jalan-jalan termasuk
di dalam jalan air. Setelah selesai kerja bakti kami sarapan pagi yakni nasi
gorong dari ibu surti, setelah itu kami pulang mandi untuk bersiap-siap
membagikan sembako dan kembali ke UB. Sembako kami bagikan keseluruh rumah yang
ada di UB Forest dan tidak lupa kami juga berpamitan untuk izin meninggalkan UB
Forest. Itu lah cerita singkat selama saya berada di UB Forest.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar