Pemerintah
Indonesia telah ber-upaya membangkitkan serta memajukan perekonomian Indonesia
dengan segala cara, salah satunya adalah mengganti kebijakan ekonomi yang
dirasa telah usang atau gagal dengan kebijakan ekonomi yang baru yang dirasa
dapat membangkitkan ekonomi Indonesia saat ini. Pada era presiden ke 7 (Era Pak
Jokowi-JK) pemerintah telah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi untuk
merangsang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemerintah menggencarkan segala
sesuatu yang berhubungan dengan pengurusan atau perizinan dibidang ekonomi
menjadi lancar dan mudah sehingga arus keluar-masuk menjadi lancar dan
kuantitas nya menjadi lebih sering. Pak jokowi tertantang untuk mempersingkat
bongkar muat barang atau dweling time
di Indonesia menjadi kurang dari 2 hari dimana bongkar muat barang di Indonesia
bisa mencapai 5-7 hari lamanya yang membuat arus keluar masuk-barang menyumbat
perekonomian Indonesia. Selain itu adanya permainan kotor saat membongkar
barang menjadi perhatian pak jokowi untuk diberantas sampai keakar-akarnya.
Paket
kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia nyatanya belum
direnspon positive oleh kalangan pebisnis serta masyarakat Indonesia. Opini
penulis menanggapi respon yang belum berjalan lancar adalah karena fluktuasi
perekonomian global menyebabkan perkembangan ekonomi Indonesia belum bisa
diharapkan secara signifikan sehingga walaupun paket kebijakan dikeluarkan
untuk merangsang ekonomi Indonesia itu tidak akan berdampak secara signifikan.
Pemerintah boleh saja mengganti kebijakan ekonomi
yang dianggap atau dirasa kurang direspon dengan kebijakan ekonomi yang baru.
Tetapi pemerintah juga harus memperhatikan oknum yang memanfaatkan kesempatan
perubahan kebijakan ekonomi yang baru. Oknum-oknum yang seperti itu akan
membuat kebijakan ekonomi yang dikeluarkan menjadi sia-sia atau berkurang
manfaatnya sehingga pemerintah harus benar-benar jeli untuk memberantas oknum
yang memanfaatkan kesempatan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar